skripsi ekonomi

RESPON KONSUMEN TERHADAP MIE INSTAN PRODUK INDOFOOD
(Studi Kasus di Pasar Atas Cimahi)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang

Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bervariasi saat ini sudah semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan. Kesadaran ini dipengaruhi oleh semakin majunya teknologi informasi di bidang pangan, sehingga masyarakat atau konsumen lebih aware terhadap segala perubahan yang ada. Perubahan-perubahan ini ternyata secara tidak langsung mengubah selera dan kebiasaan masyarakat akan produk pangan yang dikonsumsinya.

Kebiasaan masyarakat dalam mengkongsumsi produk pangan ini juga dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat yang sudah semakin dinamis dikarenakan tuntutan pekerjaan atau customer yang semakin tinggi. Kebutuhan hidup yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat melakukan upaya-upaya yang lebih keras untuk menutupi kebutuhannya tersebut. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya seorang ibu rumah tangga yang ikut bekerja untuk membantu suami dalam mencari nafkah.

Seorang ibu rumah tangga yang ikut bekerja untuk membantu suami akan mengakibatkan berkurangnya waktu yang tersedia untuk menyiapkan kebutuhan keluarga. Hal ini bukan dianggap suatu kendala bagi suatu rumah tangga karena dengan semakin banyaknya anggota yang bekerja di luar, maka tingkat pendapatan keluarga pun akan turut meningkat. Kebutuhan-kebutuhan yang muncul, seperti kebutuhan konsumsi yang semakin tinggi dikarenakan keterbatasan waktu untuk keluarga tersebut tetap dapat dipenuhi oleh keluarga tersebut. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi gaya atau cara konsumsi dari suatu keluarga khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Tingginya aktivitas masyarakat yang didorong oleh semakin tingginya kebutuhan masyarakat ini menyebabkan pola konsumsi pangan masyarakat berubah. Perubahan pola atau gaya hidup, juga menjadi faktor pemicu terjadinya perubahan pola konsumsi. Misalnya, orang zaman sekarang semakin sibuk dengan jam kerja lebih panjang, mendorong mereka untuk memilih makanan yang penyajiannya lebih praktis tapi tetap beragam. Perkembangan konsumsi makanan instan yang berbasis gandum ini dari tahun ke tahun memperlihatkan tren yang positif dan semakin berkembang. Hal ini diperlihatkan pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Perkembangan Tingkat konsumsi produk gandum/kapita/tahun
Daerah/makanan
Kota
1993
1996
1999
2002
Terigu (kg)
1,1
1,0
0,9
1,4
Mie instan (kg)
0,16
2,61
2,05
2,82
Mie basah (kg)
-
0,3
0,2
0,3
Mie bakso/rebus/ goreng (porsi)
-
28,5
26,2
26,7
Desa
Terigu (kg)
0,6
0,8
0,6
1,0
Mie instan (kg)
0,07
1,18
1,49
1,5
Mie basah (kg)
-
0,2
0,1
0,2
Mie bakso/rebus/ goreng (porsi)
-
13,6
12,7
13,2
Sumber: Data Susenas, 1993, 1996, 1999, 2002 (diolah) Skripsi Ekonomi
Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif terhadap industri makanan instan, terutama industri mie instan. Salah satu produsen mie instan terbesar di Indonesia saat ini adalah Indofood. Perusahaan ini menguasai hampir 80 % dari produksi mie instan di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri, mie memang sudah menjadi bagian penting dalam pola makan rumah tangga, tidak hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan. Peran mie memang luwes, tidak hanya sebagai pangan pokok, tetapi dapat pula berperan sebagai lauk-pauk sehingga sering dijumpai masyarakat yang makan nasi dengan lauk mie goreng atau mie kuah.

Hal ini dimungkinkan karena mie dapat diproses dengan mudah, disajikan dengan praktis dan dapat memenuhi selera sebagian besar masyarakat, baik orang dewasa maupun anak-anak. Selain itu, variasi jenis makanan dari gandum ini sangat banyak, ada mie goreng, mie rebus, mie bakso, mie kering, dan mie instan. Jenis makanan asal gandum selain mie seperti roti dan kue juga tersedia dalam berbagai jenis dan bentuk. Promosi mie dengan berbagai jenis produk, ukuran dan harga sangat intensif di berbagai tempat sehingga produk mie baru cepat dikenal oleh masyarakat.

Berkembangnya bisnis di bidang makanan instan, merupakan keadaan yang mendukung kondisi permientaan mie instan di pasar domestik dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi permientaan mie domestik yang tinggi dan  adanya orientasi ekspor ke pasar luar negeri telah menciptakan lahan investasi yang lebih terbuka lebar untuk industri pengolahan mie instan, termasuk perluasan modernisasi industri yang sudah ada. Diversifikasi produk dilakukan para produsen dalam rangka menyesuaikan dengan keinginan pasar sehingga tidak mengherankan jika pasar domestik mudah ditemukan berbagai produk mie instan  dengan berbagai ukuran dan cita rasa.

Semakin banyaknya jenis maupun merek mie instan yang beredar di pasar, maka keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk saja, tetapi sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen yang heterogen, sehingga dapat diketahui dengan jelas kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut sesuai dengan karakteristik dari masing-masing segmen.

PT. Indofood Sukses Makmur bergerak di bidang usaha industri pengolahan makanan yang hampir seluruh produknya menguasai pasar di Indonesia. Produk yang dihasilkan termasuk miee instant (Indomie, Sarimi, Supermi, Cup Noodles, Pop Mie,  Intermie, Sakura). Indofood merupakan produsen mie instant terbesar dengan kapasitas produksi 13 milyar bungkus per tahun. Selain itu Indofood juga mempunyai jaringan distribusi terbesar di Indonesia.

Berdasarkan data PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (2004-2006), perkembangan produksi mie instan di Indonesia memperlihatkan suatu peningkatan yang positif, walaupun pada tahun 2006 sempat mengalami suatu penurunan produksi. Secara kuantitas, produksi mie instant dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dengan tren yang positif. Hal ini menunjukkan suatu prospek yang cukup baik bagi industri mie instan ini pada masa yang akan datang.
Tabel 2 Perkembangan Produksi Mie Instan, Tahun 2004-2006

Tahun
Produksi (Ton)
Bungkus (Juta)
Perubahan (%)
2004
2005
2006
650.109,00
738.320,00
817.149,70
9.287,30
10.547,4
11.673,60
-
13,60
10,6
Sumber : PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Mie instant merupakan salah satu makanan yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Mie instant sering dikonsumsi sebagai makanan alternatif pengganti makanan pokok. Sejalan dengan perkembangan produksi mie instan produksi tepung terigu juga mengalami peningkatan. Hal ini karena bahan baku dasar mie instan adalah tepung terigu. Peningkatan produksi tepung terigu rata-rata tiap tahunnya meningkat dengan laju 2,4 %, seperti yang diperlihatkan pada tabel 3 berikut ini
Tabel 3 Perkembangan Produksi Tepung Terigu, Tahun 2004-2006

Tahun
Produksi (Ton)
Perubahan (%)
2004
2005
2006
2.914.513
2.399.331
2.585.486
-
7,7
10,5
Rata-rata
-
2,8
Sumber : PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT. Indofood Sukses Makmur menjadikan mutu dan kepuasan pelanggan sebagai basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu keinginan dan kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena kebutuhan ini akan senantiasa berubah. Perkembangan produk mie instan yang sudah dianggap sebagai makanan cepat saji dan bahkan sebagai makanan pokok, menyebabkan tingkat persaingan pada industri mie instan ini semakin tinggi. Skripsi Ekonomi

Tingkat persaingan yang tinggi ini dapat menyebabkan pergeseran loyalitas konsumen miee instan produk indofood kepada mie instan produk yang lain. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk senantiasa melakukan riset pemasaran yang dilakukan terhadap konsumen, sehingga dapat diketahui kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk mie. Tingginya pangsa pasar mie instant mengharuskan perusahaan-perusahaan yang ada untuk berhati-hati, sehingga perusahaan dituntut harus selalu mengevaluasi dan mematangkan strategi pemasaran yang dijalankannya.

Perusahaan ingin mengetahui bagaimana proses keputusan pembelian mie instan, agar menghasilkan analisis pemasaran yang cermat sehingga perusahaan tidak dirugikan karena terjadinya kekeliruan dalam melakukan kegiatan pemasaran. Oleh karena itu, perlu diketahui respon konsumen terhadap produk miee instan tersebut. Untuk dapat menentukan respon konsumen, terlebih dahulu perlu diidentifikasi faktor-faktor dalam proses keputusan. Mengetahui faktor-faktor tersebut akan memudahkan perusahaan dalam mengambil langkah dalam kegiatan pemasaran yang akan dilakukan sehingga dapat diketahui tingkat kepuasan dari konsumen mie instan terhadap kegiatan pemasaran yang telah dilakukan perusahaan.

Oleh karena itu saya merasa tertarik untuk mengetahui respon konsumen saat ini terhadap mie instan produk indofood. Konsumen yang dipilih adalah konsumen yang membeli mie instan di Pasar atas Cimahi. Lokasi ini dipilih karena lokasinya yang berdekatan dengan perusahaan Indofood. Kedekatan jarak ini membuat indofood tidak pernah melakukan analisis terhadap respon konsumen di lokasi ini, karena menganggap masyarakat atau konsumen di sekitar pabrik Indofood telah memiliki respon yang baik terhadap produk mie instan mereka. Pasar Atas ini merupakan salah satu pasar besar yang ada di kota Cimahi selain Pasar Antri. Perbedaan dari kedua pasar ini adalah komoditi yang dijualnya. Pasar Antri lebih fokus pada penjualan komoditi sandang, sedangkan Pasar Atas lebih fokus menjual komoditi Pangan. Hal inilah yang mendorong saya untuk melakukan penelitian mengenai respon konsumen terhadap mie instan produk Indofood di Pasar Atas Cimahi.

1.2     Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang timbul akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
  • Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi respon konsumen terhadap produk mie instan
  • Bagaimana respon konsumen terhadap produk mie instan Indofood di Pasar Atas Cimahi.

1.3    Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk :
  • Mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi respon konsumen terhadap produk mie instan
  • Mengetahui respon konsumen terhadap produk mie instan Indofood di Pasar Atas Cimahi.


1.4     Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
  • Bagi perusahaan sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam merancang strategi bauran pemasaran dan untuk pengembangan produk.
  • Bagi penulis merupakan sarana pengembangan wawasan serta pengalaman dalam menganalisis permasalahan khususnya di bidang pemasaran.
  • Bagi kalangan akademies dapat dijadikan bahan penyusunan penelitian yang serupa dan lebih mendalam.
BAB II
KAJIAN  PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1    Kajian Pustaka

2.1.1    Pengertian Respon

Menurut Sarlito (1987), setiap tingkah laku pada hakekatnya merupakan tanggapan/balasan (respon) terhadap stimulus. Pendapat selaras diungkap oleh Mar’at (1984) yang menyatakan bahwa respon merupakan reaksi akibat penerimaan stimulus, dimana stimulus adalah berita, pengetahuan, informasi, sebelum diproses atau diterima oleh indranya. Individu manusia berperan sebagai unsur pengendali antara stimulus dan respon, sehingga yang menentukan bentuk respon individu  terhadap stimulus adalah stimulus dan faktor Individu itu sendiri (Miftah Toha, 1988).

Menurut Berlo1960 (dalam Reza Yogaswara), Merumuskan respon sebagai sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang sebagai hasil atau akibat menerima stimulus. Stimulus tersebut merupakan sesuatu yang dapat diterima oleh seseorang melalui salah satu penginderanya. Respon digolongkan menjadi dua jenis yaitu respon yang tidak nampak (covert response) dan respon yang nampak (covert response). Respon yang tidak nampak diwujudkan oleh seseorang kedalam aspek kognisi (pengetahuan) dan afeksi (sikap). Respon yang nampak diwujudkan kedalam aspek psikomotorik (tingkah laku). Antara respon yang nampak dan respon yang tidak nampak terdapat suatu keterkaitan, namun hubungan tersebut ada yang selaras dan ada yang tidak selaras.Selaras artinya sistem kognitif dan komponen efektif mempunyai sifat yang sama di semua seginya maka timbullah keadaan yang selaras dengan psikomotorik dan tidak ada dorongan untuk berubah, sedangkan tidak selaras artinya sistem kognitif dan komponen efektif itu mempunyai segi-segi yang tidak bisa berjalan bersama-sama, maka terjadilah ketidakselarasan dan timbulah tekanan yang mendorong untuk mengubah sistem kognitif sedemikian rupa sehingga tercapainya keadaan selaras (Sarlito,1987).

2.1.2    Pengertian Respon Konsumen
Setiap konsumen melakukan pembelian terhadap produk-produk tertentu dengan harapan tertentu mengenai apa yang akan dilakukan oleh produk atau jasa bersangkutan ketika digunakan dan kepuasan merupakan hasil yang diharapkan. Respon atau tanggapan dari konsumen setelah mengkonsumsi produk barang atau jasa, banyak dipengaruhi oleh karakteristik dari tiap konsumen yang bersangkutan. konsumen yang memiliki karakteristik berpendapatan tinggi, usia muda, dan berpendidikan tinggi akan mempunyai respon yang berbeda dengan konsumen yang karakteristiknya berpendapatan rendah, usia tua, dan berpendidikan rendah, walaupun menilai suatu benda yang sama.

Setiap perusahaan menginginkan produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen. Bahkan jika ada pesaing, produknya ingin lebih unggul dari pada produk yang diterima oleh konsumennya. Perusahaan perlu mengetahui respon konsumen terhadap produk yang dia pasarkan. Banyak perusahaan yang melakukan riset pemasaran berkala untuk melihat kondisi pasar dan kinerjanya termasuk melihat respon yang diberikan oleh konsumen, apakah konsumen telah puas dengan segala strategi pemasaran yang perusahaan tawarkan atau masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.

Konsumen yang tidak puas akan suatu produk akan memberikan responnya dalam tiga kategori:
  1. Respon suara, misalnya minta ganti rugi dari penjual
  2. Respon pribadi, misalnya komunikasi lisan yang negatif kepada orang lain mengenai kekurangan produk tersebut.
  3. Respon pihak ke tiga, misalnya mengambil tindakan hukum.
Kepuasan dan tindakan konsumen harus mendapat tanggapan dari produsen untuk tetap menjalankan kelangsungan hidup perusahaan. Loyalitas dari seorang konsumen yang puas akan hasil dari suatu produk berupa barang atau jasa merupakan salah satu aset terbesar yang mungkin didapat oleh perusahaan, oleh karena itu, puas tidaknya konsumen terhadap suatu produk harus terus dipantau dan diukur oleh perusahaan. Cara-cara berikut ini banyak digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan:
1.    Sistem Keluhan dan Saran
Organisasi yang berwawasan pelanggan akan membuat mudah pelanggannya memberikan saran atau keluhan.
2.    Survey kepuasan pelanggan 
Perusahaan tidak dapat beranggapan bahwa sistem keluhan dan saran dapat menggambarkan secara lengkap kepuasan dan kekecewaan pelanggan. Perusahaan yang responsif mengukur kepuasan pelanggan dengan mengadakan survey berkala. Perusahaan mengirimkan daftar pertanyaan atau menelpon suatu kelompok dari pembeli mereka untuk mengetahui tanggapan dan perasaan mereka terhadap berbagai aspek kinerja perusahaan. Perusahaan juga menanyakan pendapat pembeli terhadap kinerja pesaingnya. Konsep kepuasan pelanggan merupakan konsep mendasar dalam pemasaran sejak strategi pemasaran diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

2.1.3    Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan dengan harapannya. Seorang pelanggan jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka sangat besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan dalam waku yang lama (Engel 1994).
Menurut Engel, Blackweel dan Miniard (1994) perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut.

2.1.4    Deskripsi Mie Instan
Mie secara umum adalah sejenis produk makanan yang bahan baku utamanya berasal dari tepung terigu, tepung beras dan lainnya yang diolah dengan merebus air panas untuk kemudian disajikan sesuai selera. Dalam perkembangannya mie dapat dibedakan menjadi mie kering, mie basah dan mie kering yang berbumbu atau mie instan. Skripsi Ekonomi

Mie instan adalah produk makanan kering terbuat dari adonan terigu atau tepung beras atau tepung lainnya sebagai bahan utama dengan atau tanpa penambah bahan lainnya. Mie instan sendiri dicirikan dengan adanya penambahan bumbu dan memerlukan proses pengeringan untuk siap dikonsumsi. Mie insatan dikemas dalam wadah tertutup rapat, aman selama penyimpanan dan pengangkutan.


2.1.5    Pengambilan Keputusan Konsumen
Dalam pengambilan keputusan konsumen sangat erat kaitannya dengan  prilaku konsumen, perlu diperhatikan determinan yang menjadi dasar prilaku konsumen itu sendiri. Determinan ini dapat dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan dan pengaruh individual, dan proses psikologis.
BAB III
METODE PENELITIAN
Skripsi Ekonomi

3.1    Objek dan Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di kota Cimahi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja/purposif dengan mempertimbangkan lokasi tersebut sebagai daerah pemukiman dan industri yang menjadi pusat mobilisasi penduduk perkotaan. Lokasi tersebut mempunyai tingkat penduduk yang padat, sehingga dapat mewakili perilaku konsumen untuk produk mie instan dan penduduk tersebut diasumsikan dapat mewakili preferensi beberapa budaya yang berbeda. Pasar atas Cimahi ini juga merupakan salah satu pasar besar di kota Cimahi dan letaknya yang berdekatan dengan PT Indofood.

3.2            Desain dan Teknik Penelitian

Desain penelitian yang digunakan untuk mengetahui respon konsumen mie instan produk Indofood di dalam penelitian ini adalah desain kualitatif. Desain penelitian kualitatif ini adalah untuk memperoleh suatu informasi secara mendalam tetapi tidak meluas, dan pada akhirnya untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang bersifat spesifik, konkrit dan fokus.(Rusidi, 2006).

Penelitian kualitatif itu berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data secara indukif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori-teori dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahaan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak: penelitian dan subjek penelitian.

Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut  Rusidi (1993) penelitian studi kasus ini merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari latar belakang, keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan dari suatu unit sosial secara lebih mendalam.


3.3. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

3.3.1    Variabel Faktor-faktor yang Mempengaruhi Respon Konsumen

Variabel faktor-faktor yang mempengaruhi respon konsumen ini dijelaskan secara deskriptif. Faktior-faktor ini terdiri dari Rasa, harga, promosi, ketersediaan produk, proses psikologis, pengaruh lingkungan dan perbedaan individu. Pada tahap awal dari penelitian ini adalah menanyakan kepada konsumen seberapa jauh faktor-faktor tersebut dianggap penting oleh konsumen dalam mempengaruhi respon mereka terhadap produk mie instan.

Faktor-faktor yang telah dianggap penting ini kemudian dianalisis secara deskriptif, untuk menjelaskan mengapa faktor-faktor ini mempengaruhi respon konsumen. Langkah berikutnya adalah menghitung bobot dari masing-masing faktor/indikator-indikator yang dianggap penting ini untuk mengetahui respon konsumen terhadap mie instan produk Indofood.

3.3.2    Definisi Operasionalisasi Variabel
  1. Rasa merupakan cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen. Rasa ini terdiri dari kekenyalan mie, aroma dan cita rasa kuahnya.. Ketiga indikator ini mempengaruhi respon konsumen terhadap rasa mie. Tingkat kekenyalan mie ini dibatasi oleh ukuran kenyal mie menurut konsumen. Ukuran kenyal yang dinilai oleh konsumen adalah, tidak kenyal, biasa saja, kenyal dan sangat kenyal. Aroma mie ini adalah bau-bauan yang dapat dicium dan menggugah selera konsumen. Ukuran aroma ini adalah menjadi  tidak menggugah selera, biasa saja, menggugah selera, sangat menggugah selera. Cita rasa kuah dalam hal ini adalah tingkat kesedapan kuah dalam mempengaruhi respon konsumen. Ukuran cita rasa ini adalah tidak sedap, biasa saja, sedap, sangat sedap.
  2. Harga, adalah korbanan yang dikeluarkan oleh konsumen dan tidak memberatkan konsumen untuk mendapatkan mie instan. Harga ini terdiri dari indikator murah/tidaknya harga mie dibandingkan kualitas yang ditawarkan, volume/isi dan kandungan gizi. Indikator murah atau tidaknya dibatasi oleh tingkat harga yang harus dikeluarkan oleh konsumen, yaitu tidak murah(mahal), biasa saja, murah dan sangat murah. Indikator volume/isi ini diindikasikan dengan volume mie yang ada, yaitu sedikit, standar, banyak, terlalu banyak. Volume/isi ditanyakan pada konsumen disesuaikan dengan mie yang dibeli oleh konsumen pada saat responden ditanya. Kandungan gizi diindikasikan oleh  ketersediaan keterangan gizi yang ada di kemasan mie instan. Indikasi ini ditunjukkan oleh tidak ada keterangan, keterangan tidak lengkap, keterangan standar, keterangan sangat cukup.  Skripsi Ekonomi
  3. Promosi adalah kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk menanamkan image produknya di pikiran konsumen. Promosi dalam penelitian ini dibatasi oleh indikator-indikator menarik/tidaknya kemasan, frekuensi iklan yang dapat menarik konsumen dan merk. Kemasan menjadi suatu hal yang penting dalam menarik respon konsumen untuk membeli mie instan. Pada penelitian ini, kemasan ini diindikasikan oleh tidak menarik, biasa saja, menarik dan sangat menarik. Frekuensi iklan pun ternyata mempengaruhi respon konsumen terhadap suatu produk (Rhenald Kasali, 2000). Iklan yang sering ditampilkan di media masa dan menarik ternyata dapat mengubah pandangan konsumen terhadap suatu produk. Pada penelitian ini, iklan ini diindikasikan oleh jarang, biasa saja, sering, sangat sering. Merk adalah nama produk mie instan produk. Indofood memiliki diferensiasi produk dengan merk yang berbeda-beda, contohnya seperti supermi, sarimi dan lain-lain . Brand image produk ternyata dipengaruhi oleh nama merk yang menarik sehingga mudah diingat dan familier di ingatan konsumen. Merk ini diindikasikan oleh susah diingat, biasa saja, mudah diingat, sangat familier.
  4. Ketersediaan produk, yaitu penyebaran produk dari tangan produsen hingga ke tangan konsumen. Konsumen akan merespon dengan baik produk yang mudah diperoleh di pasaran walaupun produk tersebut adalah produk yang biasa-biasa saja. Indikator ketersediaan produk dalam penelitian ini terdiri dari jarak toko dari rumah, letak toko di dalam pasar dan letak toko di pinggir jalan.  Jarak toko dari rumah diindikasikan oleh jauh, normal, dekat, sangat dekat. Ukuran jarak ini ditentukan oleh responden sendiri karena ukuran dekat atau tidaknya jarak ini sangat relatif bagi setiap responden, oleh karena itu peneliti tidak memberikan batasan secara kuantitatif. Letak toko di dalam pasar diindikasikan oleh posisinya di dalam pasar, yaitu, mudah dijangkau, norma, sulit untuk dijangkau dan tidak tahu tempatnya. Letak toko di pinggir jalan ini diindikasikan oleh mudah dijangkau, norma, sulit untuk dijangkau dan tidak tahu tempatnya. Letak toko ini pun sifatnya relatif, tergantung dari penelitian dari konsumen sendiri sehingga dalam hal ini penulis tidak membatasi ukuran keterjangkauan toko secara kuantitatif.
  5. Proses psikologis adalah proses perubahan dalam diri konsumen mulai dari tahap tidak tahu sampai tahap mengetahui dan akhirnya membeli produk mie instan. Indikator dari sub variabel ini adalah proses pengolahan informasi, pembelajaran dan perubahan perilaku. Proses informasi ini adalah proses dimana konsumen mencari atau menerima informasi mengenai produk-produk mie instan. Pada proses ini konsumen memasuki tahap mengetahui. Analisis proses informasi ini dianalisis secara deskriptif dan ditanyakan kepada responden dengan menggunakan kuisioner terbuka. Proses pembelajaran adalah proses dimana konsumen mulai mengolah informasi yang masuk ke dalam pikirannya dan mulai mengintrepetasikannya dan kemudian dilanjutkan kepada proses perubahan perilaku, dimana konsumen mulai merespon informasi yang datang kepadanya dan mulai melakukan tindakan, seperti mencoba atau membeli secara teratur mie instan produk indofood.
  6. Pengaruh lingkungan adalah keadaan eksternal konsumen yang berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan mereka untuk membeli produk mie instan. Indikator dari pengaruh lingkungan ini hanya dibatasi pada dua sub variabel, yaitu terdiri dari pengaruh keluarga dan pengaruh gaya hidup. Pengaruh keluarga ini diindikasikan oleh kebiasaan atau pola konsumsi dari keluarga dan juga pendapatan keluarga. Tingkat pendapatan ini menjadi salah satu acuan konsumen untuk membeli mie instan. Apakah mie instan itu dibeli sebagai makanan pokok atau makanan pelengkap dipengaruhi dari tingkat pendapatan keluarga. Pengaruh gaya hidup ini adalah aktivitas dari individu atau konsumen yang bersangkutan dengan cara hidup (way of life) yang terkait dengan pola konsumsi konsumen. Individu yang memiliki aktivitas yang padat memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan cepat saji, namun hal ini bersifat relatif terhadap setiap individu konsumen (Rhenald kasali, 2000). Pengaruh lingkungan ini dianalisis secara deskriptif dan ditanyakan kepada konsumen dengan menggunakan kuisioner terbuka, sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih lengkap dan dapat mendukung analisis respon konsumen terhadap mie instan produk Indofood.

DAFTAR PUSTAKA
Skripsi Ekonomi

Engel, J. Blackweel and R. Miniard W P.1992. Perilaku Konsumen. Binarupa Aksara. Jakarta.

Jauch and Glueck. 1995. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Erlangga. Jakarta.

Kasali, Rhenald. 2000. Marketing Plus 2000. Jakarta.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Prenhallindo. Jakarta.

Miftah Toha, 1988. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. CV. Rajawali. Jakarta.

Mustafa, Husen. 2000. Teknik Sampling. Ghalia. Jakarta.

Moleong, Lexy. J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT  Remaja Rosdakarya. Bandung.

Nasir, Muhammad. 1999. Metodologi Penelitian. Ghalia. Jakarta.
Santosa, Singgih., Tjiptono, Fandy.2001. Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS. Elex Media Kompotindo, Jakarta.

Sarlito, W. 1987. Teori-teori Psikologi Sosial. CV. Rajawali. Jakarta.

Sevilla G, Consuelo, 1993. Pengantar Metode Penelitian. Universitas Indonesia Jakarta.

Swastha, Basu., Sukotjo, Ibnu. 1993. Pengantar Bisnis Modern. Liberty. Jogjakarta.

Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Yogaswara, Reza. 2004.Respon Peternak Sapi Perah Terhadap Teknologi Insemia Buatan. Universitas Padjajaran.

Suparmoko, M. 1999. Metode Penelitian Praktis. Penerbit BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta

Oh iya, saya hampir lupa memberithukan teman teman semua bahwa skripsi yang saya posting ini tidak lengkap dikaenakan banyaknya lampiran, atau pembahasan yang mengandung tabel, image, diagram pada skripsi ekonomi ini, jadi untuk mendapatkan skripsi ekonomi lengkap silahkan download di bawah ini. 

download[4]

Artikel Terkait:

0 Responses to "skripsi ekonomi"

Posting Komentar